Melihat Proses Pembuatan Industri Keramik di Desa Tatakan

RANTAU, Didalam pengelolaan keramik hias ada dua cara yang dilakukan para pengrajin di desa Tatakan. Pertama dengan menggunakan peralatan manual dan peralatan mesin. Sementara di gudang keramik Tatakan telah di dukung dengan peralatan modern yang memadai sehingga pengrajin lebih mudah mengerjakannya dibandingkan dengan peralatan manual.

Hal tersebut diungkapkan Abdul Hadi Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM, melalui Kabid Industri kemarin Kamis (8/7) kepada sejumlah wartawan.

“Digudang keramik Desa Tatakan sudah terdapat peralatan modern, sehingga pengrajin tak kesulitan didalam mengelola hasil kreasi kerajinan mereka. Setiap proses yang dikenakan untuk pembuatan keramik hias dilakukan dengan menggunakan mesin otomatis, yang diawasi dan diatur oleh operator, dan itu juga termasuk didalam mengawasi suhu dalam pembakaran open. Pengrajin mengambil bahan mentah kaolin di kawasan yang tak jauh dari gudang keramik tempat mereka melakukan kerajinan. Selanjutnya, bahan mentah kaolin tadi digiling dalam mesin ball mil yang dilengkapi bola penggiling. Dengan perbandingan 1+1 antara air, kaolin dan bahan material lainnya. Hasilnya pun adonan tanah kaolin merata, “katanya.

Dalam tahapan tadi, ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan butiran, penyaringan, pencampuran, dan pengadukan.
Proses dalam tahapan pertama tadi, dimisalkan nampaknya kurang lebih dengan membuat kue yang bahan mentahnya terigu, diadon agar merata terigunya.
Setelah digiling dan rata, kini tahapan selanjutnya proses pencetakan dan di bentuk-bentuk pengrajin bak film ghost yang dilakoni artis cantik Hollywood Demmi Morre, dan kekasihnya. Saat itu, pengrajin melibatkan emosional dikarenakan saat itu dibutuhkan kemampuan seni didalam mendesaign kaolin menjadi hiasan keramik yang penuh nilai artistik. Ada beberapa teknik dalam tahapan ini, pertama pembentukan tangan langsung, teknik putar bak film ghost tadi, dan teknik cetak.
“Setelah tahapan desaign sudah terbentuk, selanjutnya tahapan pengeringan. Pengeringan bahan kaolin yang sudah dicetak dimasukan dalam open yang panasnya sekitar 900 derajat. Tujuan memanaskan bahan keramik yang sudah dicetak untuk membuang air plastis yang melekat pada badan keramik. Dikarenakan dipanaskan dengan suhu yang panas lantas terjadilah penguapan sehingga penyusutan terhenti , air dalam cetakan tersebut hilang tanpa terjadi penyusutan, sehingga tak mudah retak. Semakin lama dikeringkan dalam open semakin kuat dan tak mudah susut sehingga tak mudah retak, “kata Herman pelatih pengrajin dari Bandung, didampingi Suharto Kabid Industri Disperindagkop Tapin.

“Atau bisa juga dengan dijemur”, tambah Suharto mengatakan. “Jika masih menggunakan peralatan manual, “katanya. Tetapi justru salah satu pengrajin ditempat itu mengatakan, “dijemur tak bisa, hanya bisa dengan dimasukan dalam open, “katanya.
Proses pembakaran sangatlah penting, hal itu agar keramik tak mudah rapuh. Pembakaran tersebut mengubah massa yang rapuh menjadi padat berisi.
Selanjutnya, kata Suharto, “finishing dengan cara mengkuas lapisan permukaan keramik agar rapi dan bersih. Lantas mulailah pada tahapan pengglasiran. Dimana glasir adalah lapisan tipis yang dapat melapisi permukaan keramik dengan proses pengeringan. Glasir tersebut dilakukan dengan cara dicelup dalam cat warna, lantas disemprot, ditempel dan dilukis dengan kuas. Sehingga jadilah hasil kreasi penuh seni para pengrajin di Desa Tatakan, “demikian Suharto, atau pria yang akrab dipanggil Mas Toto ini.

Di gudang keramik hias tersebut terdapat aneka kerajinan yang unik-unik, disini semuanya dibentuk dan dihias dengan corak dan warna yang khas. Misalnya seperti souvenir kerajinan keramik berupa asbak, binatang, gelas dan peralatan lain, dan lain-lain. Bahkan ada juga keramik dengan hiasan bergambar Bupati dan ketua TP-PKK Tapin beserta logo Kabupaten Tapin yang terdapat digelas, dan lantai, hal itu sangat bagus menjadi hiasan dan pajangan dirumah.(rull)

0 komentar:

Posting Komentar