Melirik Bahan Baku Keramik Yang Bakal Mendunia

RANTAU, Sebagaimana diketahui bahan baku kaolin yang banyak di Tapin dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar keramik. Apalagi mengingat informasi terbaru bahwa produk keramik Indonesia sudah diakui dunia. Produk keramik Indonesia sudah tembus pasarannya sampai ke negara Eropa. Apalagi produk keramik Indonesia dianggap sudah mampu bersaing dengan produsen keramik kelas dunia seperti Spanyol dan Italia.

Orang nomor satu di Kabupaten Tapin ini belum lama tadi juga berharap agar potensi sumber daya alam di Tapin dapat dimanfaatkan secara maksimal. Diantaranya adalah kaolin. Bahan baku kaolin yang banyak ditemui di desa Tatakan kecamatan Tapin Selatan adalah salah satu SDA yang ada di kabupaten ini. Pada umumnya digunakan untuk katalis, cat, plastik, semen, fiberglass dan keramik.

“Mulai dari kawasan itu bakal timbul iklim usaha-usaha baru bagi masyarakat setempat yang memanfaatkan sumber daya alam kaolin di daerahnya. Pada akhirnya kawasan itu menjadi sentra keramik di kabupaten Tapin. Kios sentra keramik ini nantinya akan menampung sejumlah hasil karya pengrajin dan juga setiap ada pengunjung tamu dari luar daerah yang ingin melihat hasil karya pengrajin diarahkan ke kios tersebut, “kata Bupati Tapin disela kegiatan acara di Pendopo belum lama tadi.

Sementara kepala dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UKM Tapin, Drs.Abdul Hadi mengatakan, “selama ini kaolin yang ada di wilayah Tapin dikirim ke pulau Jawa seperti Surabaya dan daerah lainnya, “katanya belum lama tadi kepada wartawan.

Lebih lanjut Hadi, selain di Tatakan kecamatan Tapin Selatan terdapat juga kawasan lainnya di Tapin yang kandungan tanahnya mengandung kaolin, yakni Desa Bitahan Kecamatan Lokpaikat dengan luas areal 50 hektar yang tanahnya mengandung kaolin sebanyak 1,8 juta ton. Selain itu, juga terdapat di desa Binderang kecamatan Lokpaikat dengan areal seluas 400 hektar dan cadangan 19,5 juta ton. Selain itu juga ada di desa Tatakan kecamatan Tapin Selatan dengan jumlah cadangan 5,9 juta ton dengan luas areal seluas 25 hektar.

Tahun 2010 ini, lanjut Abdul Hadi, “Disperindagkop Tapin akan membangun kios sentra keramik dikawasan tersebut. DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) sudah ada, yakni sebesar 10 juta untuk dua kios di sentra jeruk desa Tatakan kecamatan Tapin Selatan, “katanya.

Selain itu, pihaknya juga telah membentuk satu kelompok usaha yang bergerak dibidang pembuatan keramik. “Kelompok yang dibentuk tahun 2008 itu, terdiri dari 20 orang. Dan hingga sekarang kelompok ini sangat antusias,” terangnya. “Bahkan pernah diikutkan pelatihan di Bandung,”katanya, di ruang kerjanya, kemarin.

Para Pengrajin dilokasi tersebut dinilai sangat antusias mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Disperindagkop dan UKM Tapin. Namun sayangnya, anggaran untuk pelatihan hanya disetujui satu kali dan itu pun hanya pada tahun 2008 lalu. Sekarang semenjak tahun 2009 hingga 2010 tidak pernah disetujui lagi. Padahal harapannya teruntuk para pengrajin sangatlah penting guna mendukung keahlian para pengrajin didaerah ini.

Tujuan dibentuknya penciptaan kelompok usaha itu, lanjut Hadi, selain tidak ingin kaolin yang ada di Tapin dikirim keluar pulau dan dikelola pihak ketiga. Tetapi juga ingin menciptakan masyarakat daerah penghasil yang mandiri, dan bisa berkembang. (Rull)

0 komentar:

Posting Komentar